Saat aku bicara ehwal ecer-ecer angin,
putar-putar rembulan
jua mentari, mahupun
suci murni gunung-ganang
di belantara waktu;
aku masih peduli
akan tenat petani,
nazak ekonomi,
resah-kesah wai-bi,
lapar marhaen,
rengek Si Yatim,
sekalipun aku masih curiga
pada upaya kita mencanai padu bangsa.
Dari satu hingga lima
aku hanya membilang angka
tanpa makna yang luhur
maju atau mundur.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan